Simbol dan nilai estetis karya seni rupa dua dimensi
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Seni rupa dibedakan menjadi seni rupa dua dimensi dan seni rupa tiga dimensi. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai simbol dan nilai estetis seni rupa dua dimensi saja.
A. Simbol Seni Rupa Dua Dimensi
Dalam seni rupa, simbol dapat dijumpai pada karya dua dimensi atau tiga dimensi. Dalam pembelajaran seni rupa, kata Simbol dijelaskan sebagai makna yang dikandung dalam karya seni rupa baik wujud objeknya atau unsur-unsur rupanya. Simbol merupakan lambang yang mengandung makna atau arti. Kata simbol dalam bahasa Inggris: symbol; Latin symbolium, berasal dari bahasa Yunani symbolon (symballo) yang berarti menarik kesimpulan, bermakna atau memberi kesan. Secara konseptual, kata simbol ini memiliki beberapa pengertian sebagai berikut.
1. Sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang kelihatan yang menggantikan gagasan atau objek tertentu.
2. Kata; tanda, isyarat, yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain: arti, kualitas, abstraksi, gagasan, objek.
3. Apa saja yang diberikan arti dengan persetujuan umum dan/ atau dengan kesepakatan atau kebiasaan. Misalnya, lampu lalu lintas.
4. Tanda konvensional, yakni sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau individu-individu dengan arti tertentu yang kurang lebih standar yang disepakati atau dipakai anggota masyarakat itu. Arti simbol dalam konteks ini sering dilawankan dengan tanda alamiah.
Simbol dalam sebuah karya seni rupa dua dimensi dijumpai pada objek dan unsur-unsur rupanya. Penataan unsur-unsur rupa seperti warna (color), garis (line), bidang (shape), bentuk (form), gelap terang (value), tekstur (texture) dan ruang (space) dapat menyimbolkan sesuatu. Selain pada unsur-unsur rupanya, simbol dalam karya seni rupa dua dimensi dapat kamu jumpai pada visualisasi bentuk objek dan tema yang terdapat pada karya seni rupa tersebut.
Berikut ini unsur-unsur seni rupa dua dimensi.
1. Garis adalah unsur fisik yang mendasar dan penting dalam mewujudkan sebuah karya seni rupa. Garis memiliki dimensi memanjang dan mempunyai arah serta sifat-sifat khusus seperti: pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus, melengkung, berombak dan seterusnya.
2. Raut (Bidang dan Bentuk) yang merupakan tampak, potongan atau wujud dari suatu objek
3. Ruang uang dalam sebuah karya seni rupa 2 dimensi menunjukan kesan dimensi dari obyek yang terdapat pada karya seni rupa tersebut.
4. Tekstur adalah unsur rupa yang menunjukan kualitas taktis dari suatu permukaan atau penggambaran struktur permukaan suatu objek pada karya seni rupa.
5. Warna adalah unsur rupa yang paling menarik perhatian. Menurut teori warna Brewster, semua warna yang ada berasal dari tiga warna pokok (primer) yaitu merah, kuning dan biru.
B. Nilai Estetis Seni Rupa Dua Dimensi
Estetik berasal dari kata Estetika
yang berarti salah satu cabang dari filsafat.dan Estetika adalah ilmu yang
mempelajari tentang keindahan dari suatu objek yang indah.jadi Nilai Estetik
sendiri mempunyai arti nilai dari suatu keindahan yang kita rasakan setelah
kita rasakan maka kita pun akan menilai seberapa indah objek
tersebut. Nilai Estetik sangat dibutuhkan agar para seniman dapat
menyajikan keindahan ketika mereka menampilkan dan menyajikan kepada para penikmat.dan
juga bisa digunakan untuk layak atau tidaknya suatu seni untuk di pertontonkan
ke masyarakat.
Nilai estetis identik dengan keindahan dan keunikan sebuah karya seni rupa.
Nilai estetis sebuah karya seni rupa terutama dipengaruhi oleh keharmonisan dan
keselarasan penataan unsur-unsur rupanya. Nilai estetis dapat juga bersifat
subjektif sesuai selera orang yang melihatnya. Pengalaman pribadi, lingkungan
dan budaya dimana seseorang tinggal dapat menyebabkan nilai estetis sebauh
karya seni rupa berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya.
Nilai estetis obyektif memandang
keindahan karya seni rupa berada pada wujud karya seni itu sendiri artinya
keindahan tampak kasat mata. Sesungguhnya keindahan sebuah karya seni rupa
tersusun dari komposisi baik, perpaduan warna yang cocok, penempatan obyek yang
membentuk kesatuan dan sebagainya. Keselarasan dalam menata unsur-unsur visual
inilah yang mewujudkan sebuah karya seni rupa.
Nilai estetis yang bersifat subyektif beranggapan keindahan tidak hanya pada unsur-unsur
fisik yang diserap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera
penikmatnya atau orang yang melihatnya. Sebagai contoh saat melihat sebuah
karya seni lukis, seseorang dapat menemukan nilai estetis dari penataan unsur
rupa pada karya itu. Sehingga orang tersebut merasa tertarik pada apa yang
ditampilkan dalam karya itu dan merasa senang untuk terus melihatnya bahkan
ingin memilikinya. walaupun orang lain mungkin tidak tertarik pada karya
tersebut. Perbedaan inilah yang menunjukkan bahwa nilai estetis sebuah karya
seni rupa dapat bersifat subyektif.