Senin, 05 Januari 2015

my LOVE story

    Sore itu aku dan Elsa sedang duduk santai di teras rumah menikmati secangkir teh hangat sambil melihat anak – anak yang bermain di depan rumah. Sungguh suasana itu membawa kami mengingat masa – masa kecil dulu. Elsa, dia keponakanku anak dari kakak sepupuku, yaahhh.. meskipun usiaku sedikit lebih tua darinya, tapi dia telah lebih dulu dipertemukan dengan jodohnya. Sebelumnya dia pernah bilang akan mengenalkanku dengan sepupunya Alman, suaminya. Tapi waktu itu aku tak begitu merespon, aku fikir dia hanya bercanda. Elsa berniat untuk itu karena dia sangat tau bagaimana aku jika berhadapan dengan seorang pria. Waktu masih dibangku sekolah dulu aku tak pernah rasakan yang namanya pacar – pacaran seperti yang dirasakan teman – temanku pada waktu itu, aku hanya bisa mengagumi seseorang, menyukainya dalam hati dan mencurahkannya dalam Diary, tak jarang Diaryku itu dibaca oleh sahabat – sahabatku ketika aku menyimpannya ditempat yang kurang aman. Aku orangnya sedikit kaku, dan tak jarang sampe keringat dingin ketika berhadapan dengan pria lantaran perasaan tegang yang tak tertahankan, belum lagi kalo disanjung – sanjung didepan banyak orang, aku langsung gugup dan salah tingkah.. Oowmaigot.. sungguh memalukan.. !!! Tapi saat ini aku selalu berusaha untuk melawan kebiasaan itu, meskipun terkadang sesekali muncul dalam keseharianku.

    Bagaimana ??? Elsa kembali bertanya, dia memandang kearahku sambil tersenyum, namanya Anji,,, orangnya baik tapi pemalu, sambung Elsa dan bla.. bla.. bla.. panjang lebar dia menjelaskan tapi aku masih saja terdiam sambil mendengarkan,, dalam hatiku berkata tak ada salahnya jika apa yang dikatakan ponakanku ini ku “Oke” kan saja, ini kan awal sebuah proses… !!! Aku pun memandangnya dan tersenyum seraya memberikan isyarat. Kata orang diamnya seorang wanita itu artinya iya – iya ajjaaahhhh… hehehehe, akhirnya Elsa pun membagi PIN BBku (Kode untuk pengguna BlackBerry Message) ke Anji,,



******



    Gema takbir berkumandang terdengar indah memecahkan tangisan anak manusia yang menanti hari kemenangan setelah sebulan berpuasa. “Selamat hari Raya Idhul Fitri, Maafkan kesalahanku yaaa”… seperti itu status yang ku tulis di pesan BBMku… tak lama setelah pesanku ter – Update, sebuah pesan BBM masuk : “Yaaaa,,, aku dah maafkan kok J ”, pesan itu begitu singkat, dan ternyata itu dari Anji. Itu adalah pertama kali Anji membuka percakapan setelah seminggu kami berteman di BBM tanpa saling sapa… Menerima pesan itu hatiku langsung bergetar – getar, mungkin karena senang ato apalah aku sendiri tak tau,, malam lebaran itu aku semakin terharu, senang, dan banyak lagi rasa yang tak bisa ku ungkapkan dengan kata – kata.
    Setelah malam itu, seminggu, dua minggu, sampe sebulan aku telah mengenal Anji lebih dekat, lebih dekat dan lebih dekat lagi. Aku mengenalnya sebagai seorang yang baik, dan lucu. Sampai saat ini dia selalu membuatku senang dan bersemangat tiap hari, kehadirannya dalam hidupku menghadirkan energi positif buatku. Lama ku mengenalnya, hingga pembicaraan Anji tak lagi seperti biasanya. Dia bilang kalo dia ingin menganggapku lebih dari sekedar teman biasa… Aku tak bisa membayangkan lagi bagaimana bahagianya hatiku, sungguh tak pernah ku sangka bahwa apa yang selama ini aku harapkan menjadi nyata meskipun aku pernah ragu padanya, karena dalam hal pekerjaan dia sudah mapan dan berpendidikan tinggi, belum lagi dia juga keluarga terpandang, mana mau dengan wanita sepertiku yang hidupnya sederhana… Berkali – kali aku mengingatkan akan hal itu, berkali – kali pula dia berkata semua itu tak jadi masalah... Kami pun menjalani semuanya dengan saling terbuka, saling percaya, saling pengertian satu sama lain, dan membiarkan semuanya mengalir apa adanya. Jujur ku katakan bahwa aku tenang menjalani semua itu bersama Anji.
    Hari – hari ku lalui dengannya sangat mengasyikkan, perasaan yang tumbuh dari hari ke hari semakin berbunga dan matang. Komunikasi yang tiap hari berjalan lancar membuatku semakin percaya padanya. Hatiku yang mulanya ragu berubah menjadi sebuah ketulusan yang amat sangat dalam. Dalam menjalani semua itu, aku tak pernah membatasi pergaulannya, ku berikan dia kebebasan jalan dengan siaaaaaapa saja selama masih tau batasannya. Apa yang menjadi kesukaannya aku pun belajar untuk menyukainya, apa yang menjadi hobynya selalu ku beri support dengan caraku sendiri. Setiap kali dia pergi keluar kota yang kadang sampe tengah malam, aku tak ingin tidur sebelum dia mengirim pesan bahwa dia sudah sampai ditempat tujuan. Rasa rindu yang kurasakan tiap hari hanya bisa diobati dengan BBMan atau telpon – telponan mengingat tempat tinggalku dengannya yang lumayan jauh.
    Keberaniannya untuk jujur dan selalu terbuka akan segala hal membuatku semakin sayang padanya. Dia berani menceritakan dan mengakui kesalahan – kesalahan dimasa lalunya, dan juga mengakui kekurangan terbesar selama ini sebagai seorang muslim karena belum bisa menjaga shalat 5 waktunya. Dia selalu memintaku untuk mengingatkannya, hal itulah yang membuatku semakin ingin selalu berada disampingnya dan menuntunnya. Dia benar – benar merubahku secara natural,, sungguh hatiku benar – benar telah dicuri oleh Anji…



******


    Tak terasa seminggu setelah Anji main kerumah , tepatnya hari minggu lalu. Hari itu ketika aku sedang membersihkan rumah, tiba – tiba Handphoneku berdering, ooowwhh… ternyata telpon dari Anji, ia berkata “Besok aku akan keluar kota untuk menghadiri acara keluarga” tanpa banyak tanya, aku hanya menjawab iya,. “Mungkin sekitar sehari atau dua hari saja mau buat walasoji(Properti untuk acara pernikahan adat Sulsel) sambungnya. Okee okee… aku pun segera mengakhiri telponnya. Aku tak bisa bercerita lama – lama karena waktu itu aku sedang bekerja. Satu dua hari setelah Anji pamit, dia tak pernah kasih kabar, dengan rasa penasaran dan membuang semua gengsi aku mencoba untuk mengirim pesan singkat duluan,,,
Assalamu a’laikum kak, koq gak pernah kasih kabar,, ??? tak lama smsku pun dibalas
“Wa a’laikum salam dek, Alhamdulillah baik,,, Cuma sekarang agak sibuk... smsnya pun begitu singkat.. tapi tak masalah, dalam hati aku berprasangka baik aja,, namanya acara keluarga, pasti dijadikan moment untuk berkumpul dengan keluarganya,,,
Sehari, dua hari, seminggu kemudian Anji gak pernah kasih kabar,, kenapa ??? tiap aku kirim sms, dia gak langsung balas,, bahkan sampai sebulan aku menunggu tapi kabarnya samar – samar. Tiap kali ku mencoba untuk menelpon, gak penah diangkat, smsku pun tak langsung di gubris,, tiap balas sms, pasti jawabannya sama, “Maaf sekarang sedang kumpul bersama keluarga”....
Aku tak tahan terus – terusan seperti ini,, suatu hari aku mengirimkan pesan yang sedikit mengancam. Sebagai perempuan yang lemah hatinya, aku cuma minta kejelasan.. Dalam pesan itu aku bertanya,
“Assalamu a’laikum,, kak,,, katakan sejujurnya, apa yang sedang terjadi,,?? kalo kak Anji memang ada masalah, ceritakan !!! Insya Allah aku akan membantu semampuku,, tapi kalo kehadiranku tak lagi dianggap, aku berjanji tak akan menggangu kakak lagi...”
Tak lama setelah itu, pesan singkatku langsung dibalasnya,,,
“Sekarang aku kumpul bersama keluarga, ok,, setelah masalah ini selesai aku janji akan cerita semuanya”,,,
Menunggu itu memang sangat menyakitkan,, apalagi menunggu seseorang yang katanya sayang tapi tak pernah memberi kabar. Hari – hari aku lalui tak seindah dulu, yang ku lakukan hanyalah mencari kesibukan agar sedikit demi sedikit bisa lupa masalah ini,, sahabat – sahabatku yang baik semua terlibat menghiburku, mengajak mancing, berenang dan sebagainya...

Sebulan kemudian....

Siang itu panas terik matahari telah membakar kulitku,, dalam perjalanan pulang kerja aku mendendangkan sebuah lagu,, agar terik matahari yang membakar kulitku tak ku rasakan hingga ke dalam jantungku. Langkah demi langkah aku lalui dengan penuh suka cita,, candaan rekan kerja yang tadi sempat membautku terbahak – bahak mengantarkanku tetap tersenyum disetiap langkahku,, aku mulai merasa semuanya sudah baik – baik saja, yaa,,, all is well. Tiba – tiba handphoneku berdering, petanda pesan masuk,, tapi aku tak langsung membacanya, “Ahhh... bacanya nanti aja pas sampe rumah,, paling juga pesan gak jelas,, promo, menang undian atau apalah,,, hehehehehe”... tawaku dalam hati..
Sesampai dirumah aku membaca pesan itu,, ku buka dan ternyata dari Anji... Alhamdulillah,,, senangnya bukan main,, gemetar semua badan,, ingin rasanya teriak kegirangan,, ini perasaan yang pernah ku rasakan sebelumnya, perasaan yang sama ku rasakan saat kali pertamanya Anji kirim pesan padaku di malam takbiran itu...
“Assalamu a’laikum,,, bagaimana kabarnya”,, ???
“Wa alaikum salam,, Alhamdulillah baik”,,
“Alhamdulillah kalau begitu”,,,
Setelah berbasa – basi,, aku langsung ngadu,, tentang kegiatanku selama ini, tentang suka duka ku yang ku lewati tanpa kabar darinya,,,
“Kak,, selama ini,, kakak kemana” ???
“Aku dirumah aja,, gak kemana – mana cuma kumpul dengan keluarga”,,
“Kemarin kak Anji bilang kalo ada masalah,, masalahnya apa sihh kak ??? cerita dong,, kan sudah janji,, masalahnya dah selesai kan ????? Seperti itu aku bertanya,,, aku kembali mencoba mengakrabkan diri seperti sebelumnya,,,
“Ini yang sebenarnya berat untuk aku katakan,,, aku mau di jodohkan”... !!!
Sejenak kata itu terasa berulang kali berkumandang di telingaku,, sontak aku kaget bukan kepalang,, jantungku terasa berhenti sejenak,,,
“Kakak gak bercanda kan,, ???
“Ini yang selama ini menjadi beban terberat buatku,, aku tak sampai hati ingin menyakiti hatimu,,, aku juga bingung,, aku bagaikan buah simalakama yang harus memilih antara kamu dan orang tuaku”....

    Tak bisa ku tahan lagi air mataku,, ku biarkan air mataku mengalir sampai beban ini tercurah semuanya,,kegirangan yang tadinya ku tahan berlanjut dengan isak tangis yang entah akan ku bawa kemana, Yaa,, Allah cobaan apa ini yang kau berikan. Sesak dadaku,,, sakiiiitttt,, periiiiihhhh,,,,
Selama ini aku pernah merasa takut hal ini akan terjadi, tapi aku selalu berusaha untuk meyakinkan hatiku, karena sebelum Elsa dan Alman mengenalkan aku dan Anji,, dia pernah bilang kalo Anji itu sudah berapa kali ingin dinikahkan tapi belum tau kenapa sampai saat ini dia masih saja sendiri. Itu sebabnya kenapa Elsa dan Alman mengenalkan aku dengan Anji dengan alasan kalo kita sudah sama – sama dewasa,, Elsa dan Alman pun berpendapat sama kalo aku dan Anji sama – sama anak yang baik, Dengan sangat berat aku mencoba untuk membalas pesan dari Anji,,,
“Kak,, apa yang orang tua inginkan pasti yang terbaik untuk anaknya, meskipun aku sayang sama kakak, tapi aku harus rela. Aku juga tidak akan membuatmu memilih antara aku dan orang tua kakak, karena orang tuamu bukan sainganku”,,,
   Semenjak hari itu,, aku tak seceria dulu,,, tawaku yang sebelumnya terasa gurih menjadi hambar,, pekerjaanku di kantor semua terbengkalai,,, aku harus mengikhlaskan semuanya, aku harus melupakan semua ini,, aku harus lebih kuat dan tegar melewati hidupku kedepannya... langkah pertama aku mencoba untuk menghapus pertemananku di BBM denganya,, aku tidak kuat ketika harus membaca semua status Anji, aku tak kuat... Setiap kali ku baca setiap kali pula aku meneteskan air mata... meskipun ku tau kalo Anji sedikit pun tidak menginginkan aku terluka. Ternyata hilangnya kontakku dengan Anji membuat anji bertanya, “kenapa kamu menghapus pertemanan ini” ???? Dengan terbata - bata aku katakan “Maaf kak,, jujur aku belum sanggup untuk tau tentangmu, aku tak ingin dengar semua ceritamu, aku masih rasakan sakit”,,, hikkssss,,, hikksss,,, L
Tapi aku fikir, semakin aku menghindari, semakin aku merasakan rindu yang teramat sangat, aku juga berfikir kalau aku menghapus pertemanan itu artinya aku bukan orang yang baik karena telah memutuskan silaturahmi dengan Anji yang ku tau semua ini bukan salahnya dia.
Desember 2013,
    Rekan kerja beserta anggota yang lain pada hari itu bertolak ke kota Daeng (Makassar), disana diadakan acara jalan santai se provinsi Sulsel, kita semua di wajibkan untuk mengikuti acara tersebut. Dalam perjalanan kita semua riuh bercanda ria hingga bisa membuatku lupa akan dilema yang ku rasakan saat itu. Sesampai di Makassar, teman yang lain keluar untuk belanja, sedangkan aku memilih tinggal di rumah saja menikmati fasilitas yang ada, kebetulan rumah yang di tempati menginap itu adalah rumah sepupuku, rumahnya lumayan besar, itu sebabnya kita memilih untuk nginap disana karena bisa menampung puluhan orang yang ikut jalan santai. Malam itu aku dan Anji BBMan dan telpon – telponan, aku baru ingat kalo tiap Sabtu - Minggu dia ada kuliah di kota Daeng. Malam itu kita janjian ketemu esok hari untuk bertemu terakhir kalinya sebelum dia benar – benar jadi milik orang lain. Sungguh malam itu aku tak dapat memejamkan mata,, aku sangat bahagia campur khawatir dan juga penasaran bagaimana nantinya. Malam itu aku benar – benar menunggu pagi...
    Keesokan harinya setelah jalan santai finish, rutenya panjang pake banget,, pegal kaki ini, sakit semua badan,, tapi aku tak peduli,, di fikiranku aku hanya ingin cepat – cepat berpisah dari rombongan. Aku ingin melewati malam minggu dengan Anji... Dengan hati berbunga – bunga bergegas ku rapikan semua pakaianku yang ada dikamar ku masukkan ke dalam tas untuk segera beranjak. Tiba – tiba, seorang masuk ke kamar dan bertanya,,,
Mau kemana... ??? sepertinya buru – buru,,
Di depanku terlihat seorang wanita anggun dengan senyumnya, aku pun tersentak,, beliau adalah pimpinanku, Ibu Mirna
Dengan percaya diri aku langsung menjawab, “aku mau pamit duluan bu,,, aku mau ke rumah ponakan, dia habis sakit” sekalian mau nginap disana.
“Boleh kita bicara sebentar” ??? sebeeentar saja,, Beliau menahanku dengan lembut,,,
“Ooo.. iyaa bu,, silahkan,,, !!! Ada apa yaaa ???
Sebelum beliau melanjutkan pembicaraannya,, iya memanggil seseorang yang sudah menunggu di luar, beliau memanggil partnernya Ibu Indy, yang keduanya telah ku anggap seperti orang tuaku, seperti ibuku sendiri... Beberapa saat kamar pun di kunci,, yang ada cuma kita bertiga,,,
“Begini,, ibu ada kabar buatmu,,,
“Kabar apa bu,,,” ???
“Alhamdulillah,, kabar baik,,, ini tentang niat baiknya pak Aby,,, dia ingin datang melamar, tapi setelah kamu putuskan, kalo kamu bilang iya, secepatnya kami akan datang”...
Aku terdiam dan kaget setengah matiii...
    Astagfirullah,,, aku tak tau ini baik atau tidak buatku,, pak Aby itu rekan kerjaku,,, kami sudah mengenal dari dulu,, bahkan sudah ku anggap seperti saudaraku yang tiap hari ku temui... pak Aby orang yang baik, kulitnya putih bersih, dan SubhanAllah sangat ganteng, beliau rajin shalat, dan rajin mengaji,,, tidak jarang ia di panggil untuk memberi ceramah di mesjid – mesjid. Usianya juga tidak tua, hanya terpaut 3 tahun lebih tua dariku. Tapi sungguh,, sedikit pun aku tak punya perasaan sama sekali padanya, kecuali sebatas sahabat... Jadi selama ini, kedekatanku ????? Ohhh,, Tidak...
Aku langsung lemah dan refleks memeluk ibu Indy,,,
“Kenapa kamu menangis ???
Aku tak tau harus menjawab apa bu,,,, aku bingung,,,
Kenapa ???
Kenapa jadi begini sihh bu,,,, ??? tangisanku dalam pelukan ibu Indy memecahkan kesunyian kamar,,, “Sebenarnya aku sedang ada masalah ibu,
Masalah apa ???
Malam ini aku ingin bertemu dengan seseorang, orang yang sangat special,,,
Apa kamu tidak bisa menundanya ??? sampai kamu jawab niat baik pak Aby ???
Maaf,, bu,,, ini lebih penting,, tangisan ku semakin menjadi, smpai – sampai aku tak bisa menghela nafas,
“Seberapa berartinya orang itu buat kamu”,, ?? ini masa depanmu,,, lanjut bu Mirna, bukankah yang selama ini dekat denganmu hanya pak Aby ??? bu Mirna kembali bertanya,
Yaaahhh,, mungkin selama ini orang selalu berfikir kalo aku tak pernah punya teman dekat pria,, karena memang aku orangnya sedikit tertutup soal itu, aku tak suka mengumbar sesuatu yang belum jelas, jadi selama ini tak banyak yang tau kedekatanku dengan Anji...
“Ibu,,, sebenarnya hal ini pribadi,,, tapi karena ini harus ku jelaskan,, jadi dengan sangat terpaksa akan aku ceritakan”,,, Kataku melanjutkan.. “Malam ini aku ingin bertemu dengan seseorang yang sangat berarti, ini untuk terakhir kalinya sebelum dia benar – benar dimiliki oleh orang lain”,,,
Maksudnya ??? ibu Indy memotong pembicaraanku,,,
“Dia mau di jodohkan dengan orang tuanya bu,, itu yang membuatku dilema,, apa yang menjadi niat baik pak Aby, dan ibu serta semuanya tidak bisa ku pastikan,, karena aku juga masih selalu menunggu orang itu... Aku tau pak Aby orang yang baik,, tapi perasaan ini tak bisa aku paksakan”,,, aku harap ibu bisa mengerti,, terima kasih atas niat baiknya...
Ibu Mirna dan ibu Indy tak bisa berbuat apa – apa, semoga beliau mengerti perasaanku saat itu....Setelah bercerita, aku merasa sangat lega, serasa tak ada beban untuk bertemu dengan Anji malam minggu itu... (Sabtu, 2 Desember 2013)



Lain kali di lanjutkan lagi,, Insya Allah,,,,


Malam ini pukul 00.32 pergantian dari hari senin ke selasa, 31 mei 2016 aku melanjutkan sedikit tulisan yang pernah aku curahkan mengenai Anji dan Aby. Tak terasa semuanya telah lewat tiga tahun. Dalam jangka waktu itu, baik aku, Anji maupun Aby kami telah menjalani kehidupan masing - masing dengan orang - orang yang telah dipilihkan Tuhan. Sungguh hidup ini adalah misteri. Yaaa... apa pun yang terjadi dikemudian hari, tak ada satupun yang bisa tau. Jalani saja semuanya...