Kamis, 24 Desember 2020

Melahirkan Vs Sunat

#Melahirkan_Vs_Sunat

"Papah ini bagaimana sih, istrinya capek di dapur, papah enak-enakan main game". Terdengar keluhan istriku dari balik ruang sebelah.

"Hmm.. papah juga mainnya cuma sebentar kok mah. Istirahat dulu. Papah kan juga baru pulang dari kerja." Balasku.

Istriku selalu beranggapan kalau laki-laki didunia ini semuanya sama. Menurutnya laki-laki tidak pernah bisa mengerti bagaimana luar biasanya jadi seorang perempuan. Yang mengurus suami, anak-anak, pekerjaan rumah. Mulai dari pengorbanan mereka saat hamil, melahirkan, dan menyusui.

"Papah memang seperti itu, tidak akan pernah tau bagaimana rasanya jadi perempuan." Lanjutnya.

"Mamah juga tak tau bagaimana jadi laki-laki". Kali ini aku mencoba untuk membalas.

"Jadi perempuan itu luar biasa loh pah pengorbanannya. Papah tak tau bagaimana rasanya saat melahirkan."

"Laki-laki juga sama loh mah, mamah tidak tau sih bagaimana rasanya disunat." Balasku dengan santai

"Tapi dibandingkan sunat, melahirkan jauh lebih sakit. Harus rasakan kontraksi, melahirkan, setelah itu dijahit." Sepertinya istriku sudah mulai kesal.

"Kata siapa?, sesakit-sakitnya melahirkan, tapi mamah masih mau kah melahirkan sampai tiga kali. Kalau papah mana mau disunat berkali-kali. Ogah ahhh."

"Ihhh papah. Sebel deh." Teriaknya manja.

Aku pun segera meletakkan gadgetku kemudian berjalan menghampiri istriku dan memeluknya untuk menghilangkan rasa capeknya. "Bercanda mah." Bisikku